Jumat, 21 Juni 2019

Makalah Forecasting

MAKALAH
METODE PERAMALAN / FORECASTING

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan


Disusun Oleh :

AIDAH YULIANA        
ASTI RIZKIANI            
ASUL BASHYAR           
CHOTIBIN                    
NUR ASIYAH JAMIL   
INTAN YULIANI           

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA
Jln. KK. Singawinata No. 83 Tlp/Fax (0264) 217612 Purwakarta 41111
www. stiemuttaqien.ac.id e-mail stiemuttaqien.purwakarta@gmail.com

2019



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kami panjatkan segala puji dan rasa syukur kehadirat – Nya yang senantiasa memberikan kita kehidupan, jasmani dan rohani yang sehat dan tak lupa pula kepada Nabi kita Nabi Besar Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari alam KEBODOHAN ke alam yang penuh dengan ilmu PENGETAHUAN, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang METODE PERAMALAN / FORECASTING ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwasannya makalah ini belum dapat dikatakana dan dikategorikan sempurna, seperti yang kita ketahui tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan hanya milik Allah SWT, baik dari segi susunan, kalimat, materi, bahasa maupun sistematika pembahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada kita semua.

Purwakarta, Juni 2019


Penyusun






















DAFTAR ISI
                   A. LATAR BELAKANG MASALAH.. 1
                   B. RUMUSAN MASALAH.. 2
                   C. BATASAN MASALAH.. 2
                   D. TUJUAN PEMBAHASAN.. 2
                   E. MANFAAT PEMBAHASAN.. 3
BAB II       PEMBAHASAN.. 4
                   A. PENGERTIAN PERAMALAN / FORECASTING.. 4
                   B. TUJUAN DAN FUNGSI  PERAMALAN / FORECASTING.. 6
                   C. JENIS – JENIS PERAMALAN / FORECASTING.. 6
                   D. METODA PERAMALAN / FORECASTING.. 9
                   E. PROSES PERAMALAN (FORECASTING) 20
                   A. KESIMPULAN.. 28
                   B. SARAN.. 28









PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG MASALAH
Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some form of mathematical models.” “(menurut Rudy Aryanto, tahun 2009). Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan tejadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjagan waktu (Timelag) antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peran peramalan begitu penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadinya suatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Menurut Arman Hakim Nasution (2006), Peramalan adalah proses untuk memperkiraan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa.
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat kompleks, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk substitusi. Oleh karena itu  peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.             Metoda – metode apa saja yang dapat digunakan dalam peramalan (forecasting) ?;
2.             Bagaimana proses dalam forecasting ?

C.           BATASAN MASALAH
Pada pembahasan makalah kali ini, penulis akan membatasi pembahasan yang akan dibahas, kami hanya akan membahas tentang forecasting, tentang metode – metode yang digunakan dalam forecasting, dan tentang proses forecasting.

1.             Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam forecasting.
2.             Untuk mengetahui proses forecasting.




E.            MANFAAT PEMBAHASAN
Hasil dari pembahasan materi ini, di harapkan dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang metode – metode yang digunakan dalam forecasting, dan tentang proses forecasting yang mungkin akan berguna dimasa yang akan datang.



















A.           PENGERTIAN PERAMALAN / FORECASTING
Peramalan (Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkairakan kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu. Peramalan bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.
Peramalan atau Forecasting merupakan bagian terpenting bagi setiap perusahaan ataupun organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan manajemen. Peramalan itu sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang suatu perusahaan. Di dalam sebuah peramalan (forecasting) dibutuhkan sedikit mungkin kesalahan (error) di dalamnya. Agar dapat meminimalisir tingkat kesalahan tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan tersebut dilakukan dalam satuan angka atau kuantitatif.
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi peramalan atau forecasting dari beberapa sumber buku:
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:29), peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Menurut Sumayang (2003:24), peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang. 
Menurut Supranto (2000), ramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan bisa bersifat kualitatif, artinya tidak berbentuk angka dan bisa bersifat kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan dalam bilangan. 
Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Selain itu, bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Menurut Murahartawaty (2009:41), peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Jika kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.

B.            TUJUAN DAN FUNGSI  PERAMALAN / FORECASTING
Fungsi peramalan atau forecasting terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka masalah peramalan juga merupakan masalah yang selalu kita hadapi (Ginting, 2007).
Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting memiliki tujuan sebagai berikut:
1.             Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dan di masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di masa datang.;
2.             Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi;
3.             Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.

C.           JENIS – JENIS PERAMALAN / FORECASTING
Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):
1.             Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan litbang;
2.             Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap;
3.             Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.
Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan, peramalan atau forecasting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan Render, 2009:47):
1.             Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya;
2.             Peramalan teknologi (technological forecast), peramalan ini memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru;
3.             Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
Berdasarkan jenis data ramalan yang disusun, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Saputro dan Asri, 2000:148):
1.             Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey konsumen;
2.             Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.
Berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Ginting, 2007) :
1.             Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya;
2.             Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik – teknik dan metode – metode dalam penganalisaan data tersebut.

Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh – sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif yang terdiri atas teknik survey dan teknik pengumpulan opini. Sedangkan metode berikutnya adalah metode kuantitatif, yang terdiri atas Metode Time Series, Metode Tren Linear, Metode Kuadratik, Analisis Musiman dan Model Ekonometri.
Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut:
1.             Metode Kualitatif
Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data – data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini :
a.             Teknik Survey
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian – kejadian atau kecenderungan – kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan.
Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju. Variabel – variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
1)             Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey;
2)             Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga, produk atau barang apa secara periodik diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang dilakukan untuk masa – masa yang akan datang, dan lain – lain.
Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan faktor – faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil – hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan.
Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi apa yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang telah disurvey  ini.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.
b.            Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools)
Teknik jejak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jejak pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jejak pendapat ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jejak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
a.             Metode Time Series
Metode Time Series berhubungan dengan nilai – nilai suatu variabel yang diatur secara periodesasi sepanjang periode waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak – pihak yang melakukan prakiraan permintaan ini. Metode ini semata – mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang berarti dengan keadaan masa lampau, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
b.            Metode Tren Linear
Khusus metode ini digunakan jika scatter diagram berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah :
Y = a + bX
Untuk metode tren linear ini banyak jenisnya, antara lain :
1)             Metode Least Square
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode ini digunakan pada waktu data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus. Maka persamaannya adalah
Y = a + bX
Dimana :
Y       = Variabel yang akan diramalan, dalam hal ini
    adalah ramalan penjualan produk perusahaan
a         = Konstanta, yang akan menunjukkan
    besarnya harga
b        = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya
    perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit
    X
X       = Unit waktu/ periode
Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus – rumus sebagai berikut :
Dengan syarat bahwa å X = 0
Dimana n adalah sama dengan jumlah data
c.             Metode Product Moment
Metode ini lazim dinamakan metode momen saja. Metode ini digunakan oleh perusahaan karena dianggap mudah di samping metode least square, karena perlakuan angka X (prediksi) untuk data ganjil maupun genap tidak ada perlakuan khusus seperti halnya pada metode least square. Tentunya metode ini digunakan dalam ramalan penjualan untuk data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus terutama nilai ramalannya, sedangkan persamaannya adalah:
Y = a + bX
Dimana :
Y     = Variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah
    ramalan      penjualan produk perusahaan
a      = Konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y
    (ramalan) apabila X sama dengan 0 (nol)
b      = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya
    perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X
X     =   Unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam
    minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya
Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut:
Persamaan I
∑Y = n.a + b∑x
Persamaan II
∑XY = a ∑x + b ∑x2
Dengan syarat  ∑x  ≠ 0
d.            Metode Setengah Rata – rata (Semi Evarage Method)
Metode setengah rata-rata ini masih tergolong metode tren linier dimana data yang tersedia tetap berbentuk linier jika digambar dalam bentuk grafik. Metode  tren setengah rata – rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi Y = a + bX tersebut, semua data historis dikelompokkan menjadi dua kelompok (himpunan) dengan jumlah anggota masing-masing yang sama. Berdasarkan perhitungan rata – rata dari anggota masing – masing kelompok itulah akan diperoleh fungsi garis lurus yang bersangkutan.
3.             Metode Kuadratik
Metode kuadratik adalah merupakan tren non linier, dan jika digambar berbentuk garis lengkung. Metode ini biasanya digunakan atau diterapkan untuk data historis dimana jika digambar akan membentuk garis tidak lurus atau berbentuk parabola. Sedangkan persamaan dari metode kuadratik adalah:
Y = A + BX + C 
Dimana :
Y  = Variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah
    Ramalan penjualan produk perusahaan
a   = Konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan)
    apabila X sama dengan 0 (nol)
b   = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai
    Y dari setiap perubahan satu unit X
X  = Unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu,
    bulan, semester, tahun dan lain sebagainya
Sedangkan koefisiennya adalah:
A = (∑Y - c∑ ) / n
B = (∑XY / ∑ )
C = (n ∑ Y) – ((∑ ) – (∑Y))
(n ∑ ) – ((∑Z )
Dengan syarat ∑  = 0 (nol)
4.             Metode Variasi Musim
Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu – waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat.
Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang musimnya.
Sifat masyarakat yang menimbulkan musiman ini oleh karena faktor budaya dan kebiasaan misalnya karena musim hari raya keagamaan. Pada saat – saat itu biasanya masyarakat akan memiliki hajat yang cukup besar dalam melakukan pemenuhan konsumsi barang keperluan pesta dan sehari – hari. Maka dapat dipastikan pada periode ini permintaan akan kebutuhan dan keperluan konsumsi akan meningkat dalam jumlah yang cukup berarti.
Demikian juga ketika datang musim bulan – bulan baik maka banyak masyarakat menggunakan bulan tersebut melaksanakan hajat perkawinan, pesta perkawinan, dan hajat – hajat yang lain yang memerlukan pesta dan upacara – upacara sacral yang memerlukan konsumsi dan persediaan barang kebutuhan untuk keperluan tersebut.
5.             Metode Ekonometri
Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independent yang relevan dan cukup signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut. Secara ekonomi dari model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent variabel terhadap dependen variabel. Bahkan juga ingin dilihat apakah antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya pengaruh terhadap dependen variabel. Juga ingin dilihat berapa tepat antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi.
Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabel – variabel ekonomi. Memang metode ekonometrik sering lebih kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend. Namun ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat prakiraan.
Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang diambil.
Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku hubungan antara variabel – variabel. Secara mencolok meramalkan dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada hubungan antar variabel – variabel ini secara umum.
Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.

(a)          Membangun suatu model teori;
(b)          Mengumpulkan data;
(c)          Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi;
(d)         Mengestimasi dan menginterpretasi hasil.

Proses peramalan (forecasting) biasanya terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut. (Handoko, 1984: 260).
1.             Penentuan Tujuan
Analis mengatakan dengan para pembuat keputusan dalam perguruan tinggi untuk mengetahui apa kebutuhan – kebutuhan mereka, dan menentukan:
a.             Variabel – variabel yang akan diestimasi;
b.             Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan;
c.             Untuk tujuan – tujuan apa hasil peramalan akan digunakan;
d.            Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan;
e.             Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan;
f.              Kapan estimasi dibutuhkan;
g.             Bagian – bagian yang diinnginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
2.             Penggunaan Model
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan model, yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang apabila dimasukkan data akan menghasilkan estimasi jumlah calon mahasiswa baru diwaktu mendatang (atau variabel apa saja yang diramal). Analis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realitis perilaku variabel-variabel yang dipertimbangkan.
Sebagai contoh, bila suatu perguruan tinggi ingin meramalkan jumlah calon mahasiswa baru yang polanya berbentuk linier, model yang dipilih mungkin Y = a + bX, dimana menunjukkan besarnya jumlah calon mahasiswa baru, X menunjukkan unit waktu, serta a dan b adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan dan kemiringan garis pada grafik. ˆYˆ
3.             Pengujian Model
Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik, dan penyiapan estimasi untuk tahun – tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan data aktual.
Setelah pengujian, analis menerapkan model dalam tahap ini, data historis dimasukkan dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model calon mahasiswa baru, Y= a + bX, analis menerapkan teknik-teknik matematika agar diperoleh a dan b.
Ramalan – ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan – perubahan dalam perguruan tinggi atau lingkungan, seperti tingkat biaya masuk perguruan tinggi, jumlah kelulusan di tingkat SMU, tingakt jumlah perguruan tinggi, jumlah jurusan/program studi baru yang ada di perguruan tinggi, pengeluaran – pengeluaran pengiklanan atau pamflet, kebijakan moneter dan kemajuan teknologi.
Evaluasi, di pihak lain, merupakan perbandingan ramalan – r amalan dengan hasil – hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan metodelogi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi diwaktu yang akan datang.







BAB III
STUDI KASUS
Peramalan Penjualan PT. Bakrie Telecom (ESIA)

Penjualan merupakan kegiatan ekonomi yang umum, dimana dengan penjualan sebuah perusahaan akan memperoleh hasil/laba sesuai dengan apa yang direncanakan atau memperoleh pengembalian atas biaya – biaya yang dikeluarkan. Berikut ini dikemukakan definisi penjualan menurut beberapa ahli sebagai berikut :
1.             Sutamto (1979) mengemukakan bahwa penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada mereka yang memerlukannya dengan imbalan uang menurut harga yang ditentukan atas persetujuan bersama;
2.             Winardi (1991 : 3) mengemukakan penjualan sebagai proses dimana sang penjual memastikan, mengaktifkan, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak;
Dari definisi penjualan diatas terlihat bahwa betapa pentingnya fungsi penjualan bagi sebuah perusahaan. Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan mendapatkan laba yang maksimal serta mempertahankan atau berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat direalisir apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.
Menurut Basu Swastha (dalam Tri Eka Pujiastuti, 2004 : 13) perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualannya, yaitu :
1.             Mencapai volume penjualan tertentu;
2.             Mendapat laba tertentu;
3.             Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Adapun faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan penjualan diantaranya adalah :
1.             Modal yang diperlukan;
2.             Kemampuan merencanakan dan membuat produk;
3.             Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat;
4.             Kemampuan memilih penyalur yang tepat;
5.             Kemampuan menggunakan cara – cara promosi yang tepat;
6.             Unsur penunjang yang lain.
Peramalan penjualan merupakan salah satu cara untuk membantu menentukan perencanaan pemesanan yang sesuai dengan kebutuhan. Nilai penjualan yang diramalkan diharapkan mendekati nilai penjualan sebenarnya yang akan terjadi. Dengan begitu frekuensi dan jumlah pemesanan persediaan dapat dihitung sedemikian rupa sehingga biaya untuk penyediaan persediaan dapat ditekan.
Peramalan penjualan pada studi kasus PT. Bakrie Telecom yaitu dalam hal ini target penjualan (aktivasi nomor untuk pengguna Esia), di bawah ini contoh kasus peramalan yang menggunakan metode Trend Linier :
Peramalan merupakan proses mengestimasi keadaan yang tidak diketahui. Salah satu metode dalamagar tren yang diperoleh tidak dikacaukan oleh variasi siklis seperti kontraksi dan ekspansi. Agar memudahkan perhitungan dalam mencari persamaan tren, digunakan kode tahun (X) sebagaipengganti tahun yang sesunggguhnya dengan rumus X = t-t, dimana t = rata-rata dari tahun awal dan tahun akhir yang di pelajari.
Persamaan tren linier adalah
Yt = a + bX…………………….. (1)
Dengan :
Yt        = Nilai tren untuk periode tertentu
a          = Nilai Yt jika X = 0 atau nilai Yt pada periode t,
b          = Kemiringan garis tren atau besarnya perubahan Yt
    jika terjadi perubahan satu besaran peride waktu,
X         = Kode periode waktu = t – t
Untuk mendapatkan nilai  Yt, nilai a dan b harus diketahui terlebih dahulu. Dengan n sebagai banyaknya pasangan data, persamaan yang diturunkan dengan metode kuadrat terkecil untuk menghitung nilai a dan b adalah sebagai berikut:
a = Σ Y ………………………(2)
        n
b = Σ XY …………………….(3)
       Σ X2


n = 9
t = Σ t =  18027 = 2003
       n          9
No.
Tahun
( t )
Kode
Tahun ( X )
Penjualan
( Y )
XY
X2
1
1999
-4
332500
-1330000
16
2
2000
-3
301000
-903000
9
3
2001
-2
366000
-732000
4
4
2002
-1
356500
-356500
1
5
2003
0
417000
0
0
6
2004
1
444500
444500
1
7
2005
2
459500
919000
4
8
2006
3
512000
1536000
9
9
2007
4
515000
206000
16
Σ
18027
0
3704000
1638000
60

Untuk meramalkan tahun 2010 :
a = Σ Y = 3704000 = 411556
        n            9
b = Σ XY = 1638000 = 27300
       Σ X2         60
Sehingga persamaan tren liniernya adalah :
Y = 411556  +  27300X

Untuk meramalkan penjualan tahun 2010, kita hitung terlebih dahulu kode tahun (X) untuk tahun 2010.
X = t – t = 2010 – 2003 = 7
Lalu nilai X dimasukkan ke dalam persamaan tren linier menjadi :
Y = 411556 + 27300 (7) = 602656
Jadi ramalan penjualan tahun 2010 dengan menggunakan tren linier adalah sebesar  602656
Peramalan penjualan dapat dilakukan dengan beberapa cara bukan hanya dengan menggunakan tren linier saja seperti yang di jelaskan dalam pembahasan peramalan dapat dilakukan sesuai dengan dengan berbagai metode yang di inginkan suatu perusahaan contoh diatas merupakan sebegian contoh yang dilakukan untuk meramalkan penjualan (aktivasi nomor Esia) pada PT. Bakrie Telecom. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dalam penjualan.








BAB IV
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Peramalan tidak akan pernah “perfect”, tetapi meskipun demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi suatu perencanaan.
Terdapat  dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.

B.            SARAN
1.             Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang metode – metode forecasting yang lebih praktis, lebih efisien;
2.             Diperlukan metode – metode lebih lanjut tentang peramalan ngembangan program komputer yang lebih tepat dibandingkan dengan menggunakan program komputer excell, sehingga dapat diperoleh hasil peramalan yang tepat;
3.             Bagi PT. Bakrie Telecom, perlu untuk melakukan peningkatan peramalan penjualan untuk meningkatkan keuntungan dimasa yang akan dating.




















DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri. 2000. Anggaran Perusahaan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
Nasution A.H. dan Prasetyawan Y. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Salemba Empat,Jakarta.
Supranto J. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi, Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
Murahartawaty. 2009. Peramalan. Jakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom.
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.







 

Sunshine Template by Ipietoon Cute Blog Design